Tentang cinta, Persaudaraan dan Hidup.

Posted: Sabtu, 22 Januari 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Semuanya berlalu begitu cepat. Tahun telah berganti dari 2010 ke 2011. sudah 4 bulan kaki ini meniggalkan tanah sula tercinta, meninggalkan semua kenangan bersama saudara, teman, kekasih, dan semuanya. Hangatnya persaudaraan masih terasa saat-saat hujan mengamuk, kesunyian menusuk dan dingin menyelimuti. Hangatnya persaudaraan menjadi senjata ampuh kala semuanya sedang memburuk, menjadi selimut di malam hari, memberi semangat saat lemah dan melindungi kala bahaya menghampiri.

Masih teringat saat kaki kembali menyentuh bumi salahakang. Aroma dan hangatnya laut langsung mengucapkan salam. Banyak yang telah berubah. Jalan yang semakin lebar dan bersih, banyak bangunan baru. Suasana terlihat cukup harmonis walaupun saat itu sedang berlangsungnya pemilihan umum kepala daerah.

Akhirnya rindu bisa terbayarkan lagi, kembali bertemu dengan orang tua, saudara, dan teman-teman semua. Walaupun rindu telah terbayarkan tapi masih ada yang kurang. Ada sesuatu yang menganjal dihati saat mengucapkan salam di rumah yang dulunya selalu ada senyuman dari kakek, tawa dari beliau dan pelukan serta nasihat-nasihat yang tak henti-hentinya selalu beliau ingatkan.

Kini beliau tak lagi ada setelah perjuangan panjang melawan rasa sakit. Umur beliau sudah sangat tua tapi beliau tak pernah lupa melaksanakan perintah allah. Beliau tak pernah lupa berdoa, bersyukur atas apapun walaupun sakit yang dirasa bukanlah sakit biasa.

Pagi itu sanana terlihat normal. aktifitas para pelajar, ibu-ibu, dan kendaraan banyak yang berlalu-lalang. Setelah selesai dari rumah kakek, saya langsung menuju ke my home sweet home. rumah sunyi pagi ini, hanya ada bapak dan kak izal yang asik berbagi cerita di pagi hari. Saya langsung mencium tangan bapak dan kakak sepupuku, kak izal setelah itu masuk kamar melepaskan tas yang masih membebani pundak, berbaring sekitar 1 menit di kasur mencoba menenangkan kepala yang masih pusing akibat mabuk laut.

Kepala sudah lumayan segar setelah berbaring sekitar 1 menit. Kini saatnya keluar kamar berbagi cerita dengan mereka. Baru beberapa langkah keluar dari kamar, saya langsung kaget dengan seorang wanita yang muncul dari pintu depan. Kami saling berpandangan tapi tak lama, dia langsung kaget dan berlari keluar rumah. Ternyata dia adalah perempuan yang saat itu dulu memiliki hati ini. Dia sangat cantik pagi itu dengan penampilan simple, elegan dengan postur tubuh tinggi dan manis. Kami memang tak pernah bertemu sebelumnya dan saya sengaja pulang secara diam-diam tanpa memberitahu siapapun kecuali bapak.

Maghrib telah tiba, Waktunya berbuka puasa. Ini buka puasa pertama bersama orang tua sekaligus makan pertama di kampung halaman. Hanya minum segelas air putih dan makan beberapa kue, saya langsung meninggalkan meja makan, berwudhu dan langsung menuju musollah. Sepulang sholat maghrib, saya langsung menuju ke rumah saudara di kampis, menyantap hidangan papeda, es kelapa, dan nasi.

Papeda memang nikmat apalagi menyantapnya rame-rame bersama saudara-saudara. Di makassar, saya juga sering menyantap papeda bersama teman-teman, paling tidak sebulan sekali. Memang sagu, ikan dan sayur di makassar beda dengan di sanana tapi papeda tetap enak karena sagu adalah makanan pokok kami. Makan rame-rame sambil bercanda bersama sambal yang hot membuat bibir berubah merah seperti udang bakar. Rokok selalu ada sehabis menyantap papeda, berbagi cerita serta pendapat tentang rasa papeda tadi. Terima kasih buat kak mala yang selalu siap menyajikan papeda, briant, jau, irko, adenk serta semua saudara-saudara di paropo. Kalian memang yang terbaik.

Kini, kembali menjalani hidup normal di makassar. Selalu saja rame, seru bersama kawan-kawan yang sudah seperti saudara. Banyak kenangan yang telah kami ciptakan, telah banyak rintangan yang kami lewati semuanya bersama-sama. Selalu lewati malam bersama-sama. Malam ini bersama andex, aya dan tomas.

VIVA SULA BROTHER’S
VIVA THE MANATOTA

12 JANUARI 2011

- Fai Gailea

0 komentar: