Catatan Perjalanan 2011

Posted: Rabu, 28 September 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam 45 menit, akhirnya Pesawat Garuda tujuan Ternate tiba di Bandara Sultan Khairun Ternate. Udara panas menyambut kedatangan para penumpang meskipun jam masih menunjukkan pukul 08.52. Perjalanan pulang kali ini cukup menyenangkan dibanding dengan tahun-tahun kemarin. Pelayanan Pesawat Garuda sangat memuaskan, selain makanan dan minuman yang beraneka ragam, tersedia juga surat kabar dan pramugari yang ramah dan cantik. :D

Berbeda dengan perjalanan pulang pada tahun 2009. Saat itu, aku terpaksa harus menunggu selama 8 jam karena Pesawat Merpati yang tidak On-time. Selama 8 jam itu, rasa bosan dan kantuk menyerang tanpa ampun, maklum hari itu aku hanya beristirahat 2 jam. Sebelumnya, kami dijanjikan pukul 11.00 pesawat sudah akan berada di Bandara Sultan Hasanuddin. Setelah pukul 11.00 kami mulai bertanya dan jawabannya sangatlah mengecewakan yaitu jam 02.00. emosi para penumpang mulai meledak untungnya, saat itu bulan Ramadhan (Kebanyakan penumpang sedang menjalani ibadah puasa). Akhirnya pesawat take-off dari bandara sekitar pukul 04.00. Bukannya mau membedakan antara satu maskapai penerbangan dengan maskapai yang lain tapi, ini hanya kisah pribadi.

Situasi di bandara hari ini cukup menjengkelkan. Banyak sopir mobil menjengkelkan yang memaksa kami untuk naik walaupun sudah beberapa kali kami menjawab dengan sangat tegas TIDAK! Akhirnya setelah dipertimbangkan, kami sepakat naik ojek menuju rumah masing-masing. Setelah tiba di rumah, tas yang sedari tadi membebani pundak langsung kulepas. Rasa lega dan ringan ternyata tak sebanding dengan rasa sakit di pundak.

Kali ini ternate cukup membosankan! Tak tahu harus melakukan apa, aku hanya berdiam diri di rumah sembari beristirahat. Ada beberapa faktor penyebab mengapa ternate kali ini membosankan. Yang pertama, selain siang hari matahari tak segan-segan membakar, saat ini aku sedang menjalankan ibadah puasa. Yang kedua, sore hari kendaraan di kota ternate sangat padat. Jalan sore hanya akan menghabiskan tenaga. Malam adalah waktu yang tepat berkeliaran mengunjungi saudara dan beberapa kawan lama.

Situasi kota ternate malam hari terbilang indah. Banyak ABG terlihat berkeliaran setelah selesai Shalat Tarawih, kebanyakan dari mereka mengendarai motor Matic (Menurutku). Mungkin motor yang lagi trend di Ternate saat ini motor Matic. Aku mengambil jalan lain tak seperti ABG kebanyakan, aku hanya berkunjung ke rumah teman, bercerita tentang kenangan masa lalu. Bagiku ini lebih mengasikkan dibanding keliling kota tanpa arah (Ini menurutku, belum tentu benar bagi orang lain).
Bukan berarti aku sudah tua dan tak suka bersenang-senang keliling kota tapi aku disini hanya sementara bukan dalam waktu lama dan bercerita tentang kenangan masa lalu adalah bersama teman hal yang tepat saat ini. Tentu saja bagi mereka (ABG) berkeliling kota adalah hal yang menyenangkan dibanding bercerita masa lalu karena faktor mereka belum berpisah (Hidup di beda kota dan sekali bertemu dalam kurun waktu satu tahun) dan ada label “GAUL” ketika malam hari berkeliaran keliling kota sambil ugal-ugalan (Faktor paling utama).

Saat ini, aku mencoba mengkontak kembali beberapa teman lama dan ada pula beberapa teman yang tak saling kenal begitu lama tapi sudah sangat akrab. Alhamdulillah saat ini beberapa teman di Makassar telah menyusul pulang. Syukurlah, nanti saat pulang, aku bisa jalan-jalan ke tempat mereka menikmati hijaunya alam dan suara hewan menari.

------------------

Hari ini seperti biasa, aku mengurung diri di rumah sambil menonton TV mencoba menghabiskan waktu. Cuaca hari ini tak seperti biasanya. Matahari tampak malu-malu menampilkan sinarnya dan awan berhasl mendominasi langit. Semalam hujan begitu kencangnya, langit terlihat merah dan sesaat semuanya terlihat begitu menyeramkan.
Aku mengambil remote, mencari siaran menarik dan bermanfaat untuk ditonton. Setelah search beberapa siaran, akhirnya aku memilih program TV favorite yaitu NATIONAL GEOGRAPHIC CHANNEL. Kali ini, National Geographic channel membahas tentang suku BIAMI di Papua Nugini. Sebelum siaran tentang suku Biami, ada siaran tentang kehidupan para tentara singapura yang baru mengikuti pelatihan termaksud kegiatan akhir pekan mereka saat diberi kesempatan kembali ke keluarga. Acara ini menarik menurutku. selain menunjukkan sisi lain kehidupan tentara, ada juga wawancara pribadi dengan para tentara mudah dan efek pekerjaan mereka terhadap kehidupan pribadi.

Kembali ke siaran tentang suku Biami. Ini siaran yang sangat bermanfaat, merupakan siaran yang menunjukkan sisi lain kanibalisme dan kehidupan harian suku Biami termaksud cara mereka menyambut tamu, mengobati penyakit dan pemimpin Lagu mereka Tidikawa dalam mengobati penyakit dan mengetahui penyihir dengan cara berkomunikasi dengan arwah yang menjadi teman Tidikawa.

Ternyata kanibalisme (Memakan sesame jenis) yang kebanyakan orang pahami sangatlah berbeda. Kita terlalu keliru menilai kanibalisme dan dengan cepat tanpa pengetahuan apapun menilain dan mengambil sikap. Berdasarkan pengalaman pribadi dari pemimpin lagu Tidikawa, dia telah memakan 2 orang manusia, yang satunya laki-laki dan yang satunya lagi perempuan. Saat itu Tidikawa masih kecil dan tidak tahu kalau itu adalah daging manusia, nanti setelah besar baru orang tua Tidikawa memberitahu kalau yang pernah dia makan adalah daging manusia.

Tidikawa berkata kalau mereka memakan manusia bukan karena kelaparan atau rasa ingin terhadap daging manusia tapi perempuan yang pernah dia makan adalah anggota suku lain. Sebelumnya suku sebelah menculik dan memakan perempuan suku mereka maka dengan itu, suku Tidikawa pun melakukan hal yang sama. Daging manusia laki-laki yang pernah dia makan adalah seorang penyihir. Menurut Tidikawa, seorang penyihir harus dimakan dagingnya karena telah membunuh orang lain. Munurutku, mereka (suku Tidikawa) membuat sebuah keadaan yang adil. Kasus pertama membuktikan bahwa mereka memakan daging perempuan bukan karena rasa lapar tapi karena suku lain telah berbuat hal itu. Suku Biami tidak berburu manusia mereka hanya berburu binatang. Satu lagi pernyataan penting dari Tidikawa saat ditanya apakah daging manusia rasanya enak? Dengan santai Tidikawa menjawab rasanya seperti rasa daging Babi.
Kedatangan Misionaris Kristen ternyata telah menghancurkan budaya Suku Biami. Sekarang Suku Biami tidak lagi melakukan nyanyian untuk mengobati penyakit dan menemukan penyihir. Bahkan arwah yang menemani pemimpin lagu (Tidikawa) telah meninggalkannya selama 10 Tahun. Mayoritas (90%)suku-suku di Papua Nugini sekarang telah beragama Kristen tapi budaya dan adat mereka sebagian besar masih tetap seperti yang dulu.

Sekarang, kehidupan suku Biami sudah sangat berbeda. Mereka tidak lagi hidup berpindah tempat dan aktivitas berburu juga hanya sesekali saja. Mereka bermukim di sebuah tempat dan beternak. Ini sangatlah berbeda dengan kehidupan suku Tugutil di Pulau Halmahera. Suku Tugutil di Halmahera sebagian besar masih hidup berpindah tempat mengikuti rantai makanan. Mereka belum mengenal Padi, mereka hanya mengkonsumsi Ubi liar sebagai makanan pokok dan berburu binatang maupun ikan di sungai-sungai tempat mereka membangun rumah semi-permanen.

------------------

Cukuplah untuk hari ini. Aku harus bersiap-siap merapikan semua barang-barang agar tak ada lagi yang ketinggalan seperti perjalanan dari Makassar menuju Ternate. Besok aku harus berangkat menuju kampung halaman tercinta SANANA. Perjalanan dari Ternate menuju Sanana akan memakan waktu 15 Jam dan akan ditempuh malam hari. Kerinduaan ini akhirnya bisa terbalaskan. Sanana .. I’m coming :P

- Fai Gailea

Curhat di Perantauan

Posted: Rabu, 08 Juni 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Hening, sunyi kadang ramai semalaman
Siang panas tak ada mimpi hari ini
Aku mulai ciptakan mimpi ini sendiri

Seteguk saja kucoba
Semua seresa ringan dan melayang
Maaf ibu,
Tadi malam aku terpaksa minum cap tikus

Aku mulai jenuh disini
Belajar sendiri terasa sunyi
Aku ingin pulang!

- Budiansyah Buamonabot

Matahari

Posted: by Sula Brother's in Label:
0

Matahari terik siang ini
Hari berjalan normal, semuanya normal
Cinta yang awalnya begitu rumit kini terlihat normal
Hari yang cerah, bersama jiwa yang cerah

Matahari terik siang ini
Kerinduaan akan sinarnya kini telah terbalas
Bersama semua kerinduan-kerinduan yang lain
Aku siap menyelesaikan hari ini dengan senyuman

Matahari terik siang ini
Sinarnya siap membakar semua yang terlihat
Membakar semua kebencian, kebohongan, ketidakpastian
Membakar semua hal yang membebani pundak

Matahari terik siang ini
Sinarnya mengingatkan tentang kehangatan
Kehangatan hidup di kampung, bersama mereka
Mereka yang selalu mewarnai dunia
Dunia tak lagi kelabu ketika mereka hadir, mereka!

Matahari terik siang
Saat dunia sedang membutuhkan sinarnya
Dia yang selalu setia menyinari. tak harap kembali
Seperti mama yang selalu mengucapkan namaku dalam doanya.

- Fai Gailea

Basangaja

Posted: Kamis, 02 Juni 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Senyuman terbuka lebar
Hati selalu berdebar
Semangat berkobar-kobar
Deng kawan tarus kasi kabar
Bagai bintang yang bersinar
Dan kami pun selalu sabar

Basangaja...
Itu yang paling katong suka
Walaupun dalam suka dan duka
Hati selalu terbuka
Seng kayak deng rasa cuka
Tanpa bumbu pembuka
Karna katong semua seng suka

Basangaja...
Katong basangaja
Seng paranah mau manja
Dan selalu sahaja
Deng katong-katong saja
Karna katong dari sula sana
yang cinta akan suasana
persahabatan yang tumabuh sangat lama

Mari katong badiri
bangun katong pung negeri
deng ose seng pernah sendri
maka itu katong disini
pegang tangan dan mandiri
jang harap susuatu yang tak pasti
kalo seng dapa bamaki

- Ian't Noodle

Download Lagu Hai Sua e

Posted: Rabu, 25 Mei 2011 by Sula Brother's in Label:
1

Buat kawan-kawan semua, ini lagu SULA bergenre “hip-hop” dari Royrock. Lagu ini mengambarkan realitas sula sekarang dan sekaligus kritik pedas buat pemerintah SULA. Lagu ini juga membuktikan kalo katong orang SULA juga kreatif. HAI SUA BARAKAT!
Lirik ini masih jau dari sempurna, mohon maaf jika ada kata yang salah .. :D

yeah...
hai sua doda kim...
hhhhmmm...

bo mena kim bal soya...
bo mena kim bal janji..
si gowa gi matalin....

kit nopa do nohi hia para
si go gibau bisa kim pakia ki'i
han bal han bisa moya da
sedangkan kim lal lepa bal gi bau basa
bo mena kim bal gisoya
bet iki kim mai matalin
kalu soya hapa lulu para
napfat bal do pipi pip do pip
fina fina do fina
ginau kam ta susa moya
ginau kam ta mata boya moya
ap mai mata
wai mai laka moya
kerja mai di'i moya

yeah..
hai sua doda kim
nau pat sanohi
kalau ihi bau bal iki para
iwa kim kam kapak kim moya pel

R yeah...
E bo mena kim bal soya...
F bo mena kim bal janji..
F si gowa gi matalin....

kated kim bit gi bau sanang kit pakia ki'i
goa bal gi bau sinsara ga iki
kam tanoi istana moya
kam kanoi uma bisa moya
yang kam kamau hidup bo leha pia
yang kam kamau gi dol kam bo yaeya marofa
han da bal bit kahana
han da bal bit yana kam
han da bal bit bau sanang kam
han da bal bit ted hai sua
dad hia ted sua
mai tayana hai doya fai

yeah...
supaya la gi nau

back to reff/


Thanks to Ian’t Noodle for lyrics.

Link Download : http://www.mediafire.com/?rrbhecmook6db4d
Password : gailea

Download Lagu Gambus

Posted: Minggu, 22 Mei 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Buat kawan-kawan semua, ini link download lagu gambus SULA. Semoga bermanfaat :D

http://www.mediafire.com/?s33iothw6dksy3b
http://www.mediafire.com/?8ntn16cf07v39eb#1

- Fai Gailea

Makang Papeda

Posted: Rabu, 26 Januari 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Malam ini beta makang papeda
Malam yang indah bersama sudara-sudara
Makang papeda, ikan kua deng ikan goreng
Makang papeda sampe suar keluar, sampe bibir merah

Malam ini beta makang papeda
Makang papeda buatan ani deng fau
Ikan jauhari yang biking, yang lain kase semangat
Makang papeda sampe papeda siram ulang lai ..

Malam ini beta makan papeda
Makang papeda walaupun di tanah orang
Pepeda pung rasa tetap sama biar di tanah orang
Apalagi kua ikan kuning deng ikan goreng akang paling sadap

Malam ini beta makan papeda
Yang seng makan jang marah eee
Papeda sampe siram ulang, dabu-dabu juga menyusul
Abis makan isap rokok sama-sama, tambah lengkap deng lagu man tayoya

Malam ini beta makan papeda
Rasa pedis sampe sekarang masih melekat di bibir
Tangan juga pedis seng mau ilang, pedis tapi enak!
Makang papeda deng jau, aya, boce, abg bekam, andex deng sudara samua ..

- Fai Gailea

Kam Pia Awa In Munara

Posted: Selasa, 25 Januari 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Subur-subur laka-laka kam bo awa
dan inilah hidup kami sesungguhnya dalam pengertian yang lebih sosialistik
kehidupan komunal bukanlah kehinaan
semenjak dahulu bapak kamu,saya dan kita semua yang ada disini
menjalinnya kehidupan dalam kebersamaan
saling berbagi antar kampung dalam kebun
antar kebun dalam kampung
antar kampung dari kampung
antar kebun dari kebun

ka wa teamaha kasbi do fia
karena alam telah memelihara dan menjaga tanahnya
kini petani memuja keindahannya dengan rabana yang bertalu
melangkah dengan irama yang pasti merebut impian kehidupan sejati
menikmati hasil berarti tuk berbagi antara satu sama lain
ayo berkebun jangan tinggalkan kampung,karena kota tak memberikan apa-apa
selain kemiskinan penderitaan,kemelaratan dan kesengsaraan
di kotalah cerminan kehidupan Modernitas yang mengalienasi diri manusia
membuat manusia semakin jauh dari kemanusiaannya
karena kota adalah hasil manupulasi sejarah peradaban
hidup berdampingan tapi tak saling mengenal

matalin lopa uta do mahisa
melupakan adalah kebiasaan buruk manusia
setelah beranak pinak dan direduksi oleh televisi
menyuguhkan kisah yang nista dengan darah para pekerja
melupakan hakikat hidup rela kehilangan sejarah
hasil rekayasa media membentuk pribadi tanpa raga
menjadi konsumtif dengan laga sok terkaya
akan membuat mu menjadi gembala

kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha

kam kabihu si bia awa
kala nan wai ewa es kol do fati e
bau gamiha es kol do fati e

Tak seperti Mirip Muh. Ali anwar (Boy) scrup diagnosis dan Time Band yang lagak puitis sufistik mistik Jalaluddin Rumi musikal rendahan target popularitas reduksi makna realitas perbudakan oposisi biner cemoh derrida tuk Lévi-Strauss injeksi kesadaran pemberontak ocehan mulut lebih diprioritaskan dari pada tulisan
Tulisan adalah “kematian” yang menghadang pikiran.

-Rop Incontrolado Amona-

Pulang

Posted: by Sula Brother's in Label:
0

Pasir putih membentang
Deras ombak menantang
Hutan dan gunung pun takan pernah merasa garang
Nyiur memanggil ku untuk pulang
Di tanah asalku "sula" yang tentram

Banyak hari yang ku dapat
Banyak riang yang tercipta
Banyak juga tani & nelayan yang ku cinta

Tak banyak dusta
Dan banyak suka
Dan tak banyak orang harus kita murka

Hanya dengan suara
Dan juga dengan lencana
Mereka dapat mengusir para penjajah

Itulah para kapita
Para pejuang dengan segala cita
Tak ada apa-apa untuk di minta
Karna mereka tak punya derita

Ayo pulang
Ayo pulang
Ayo pulang

Karena hanya untuk menang
Di katong pung tanah yang tentram
Jika ada melarang
Putus deng angka parang

- Ian't Noodle

Sunyi ..

Posted: Sabtu, 22 Januari 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Sunyi ..
Aku tak bisa tidur!
Anjing mengonggong, irko ngorok
Nyamuk tak mau kalah ribut meneriakan haknya saat malam tiba
Hanya ada suara dengkur dan semuanya sunyi kembali sunyi

Sunyi ..
Jau dan aya asik bercumbu bersama mimpi
Aku sendiri berjuang melawan musuh, insomnia!
Bersama semua lisan tertahan yang semakin bodoh
Aku tak bisa tidur!

Sunyi ..
Hanya suara dengkur dan semuanya kembali sunyi
Nyamukpun sudah mulai ngantuk, kenyang darah!
Aku sendiri berjalan menelusuri malam tanpa batas
Menelusuri gelapnya kehidupan malam di Makassar

Sunyi ..
Tikus-tikus terlihat gembira menikmati malam
Ketika para manusia tertidur lelap,hilang kesadaran!
Melupakan semua peristiwa yang terjadi sebelumnya
Aku tak bisa tidur!

Sunyi ..
Aku sendiri masih berjuang mengahadapi serangan insomnia
Kelopak mata terlihat menghitam tapi rasa kantuk tak kunjung tiba
Disini masih berjuang melawan kerasnya hidup, keputusan yang berat
Masih belum bisa melupakan semua peristiwa sebelumnya

Sunyi ..
Anjing mengonggong, malam mencekam, hanya ada kesunyian
Otak tak punya waktu istirahat, Pikiran terus berputar!
Kembali ke kenangan sebelum hari ini, kemarin dan sebelumnya
Belajar dari semua kesalahan dan menjadi lebih baik dari hari ini.

Sunyi ..
Pagi belum juga datang, mentari belum menunjukan hidungnya
Bulan masih memberi senyum ke bumi, senyuman manis!
Aku tersenyum malu membalas senyuman bulan yang manis
Saat bintang-bintang masih setia menemani sang rembulan
Aku disini sendiri menanti pagi, mungkin juga kematian!
Aku tak bisa tidur!

- Fai Gailea

Tentang cinta, Persaudaraan dan Hidup.

Posted: by Sula Brother's in Label:
0

Semuanya berlalu begitu cepat. Tahun telah berganti dari 2010 ke 2011. sudah 4 bulan kaki ini meniggalkan tanah sula tercinta, meninggalkan semua kenangan bersama saudara, teman, kekasih, dan semuanya. Hangatnya persaudaraan masih terasa saat-saat hujan mengamuk, kesunyian menusuk dan dingin menyelimuti. Hangatnya persaudaraan menjadi senjata ampuh kala semuanya sedang memburuk, menjadi selimut di malam hari, memberi semangat saat lemah dan melindungi kala bahaya menghampiri.

Masih teringat saat kaki kembali menyentuh bumi salahakang. Aroma dan hangatnya laut langsung mengucapkan salam. Banyak yang telah berubah. Jalan yang semakin lebar dan bersih, banyak bangunan baru. Suasana terlihat cukup harmonis walaupun saat itu sedang berlangsungnya pemilihan umum kepala daerah.

Akhirnya rindu bisa terbayarkan lagi, kembali bertemu dengan orang tua, saudara, dan teman-teman semua. Walaupun rindu telah terbayarkan tapi masih ada yang kurang. Ada sesuatu yang menganjal dihati saat mengucapkan salam di rumah yang dulunya selalu ada senyuman dari kakek, tawa dari beliau dan pelukan serta nasihat-nasihat yang tak henti-hentinya selalu beliau ingatkan.

Kini beliau tak lagi ada setelah perjuangan panjang melawan rasa sakit. Umur beliau sudah sangat tua tapi beliau tak pernah lupa melaksanakan perintah allah. Beliau tak pernah lupa berdoa, bersyukur atas apapun walaupun sakit yang dirasa bukanlah sakit biasa.

Pagi itu sanana terlihat normal. aktifitas para pelajar, ibu-ibu, dan kendaraan banyak yang berlalu-lalang. Setelah selesai dari rumah kakek, saya langsung menuju ke my home sweet home. rumah sunyi pagi ini, hanya ada bapak dan kak izal yang asik berbagi cerita di pagi hari. Saya langsung mencium tangan bapak dan kakak sepupuku, kak izal setelah itu masuk kamar melepaskan tas yang masih membebani pundak, berbaring sekitar 1 menit di kasur mencoba menenangkan kepala yang masih pusing akibat mabuk laut.

Kepala sudah lumayan segar setelah berbaring sekitar 1 menit. Kini saatnya keluar kamar berbagi cerita dengan mereka. Baru beberapa langkah keluar dari kamar, saya langsung kaget dengan seorang wanita yang muncul dari pintu depan. Kami saling berpandangan tapi tak lama, dia langsung kaget dan berlari keluar rumah. Ternyata dia adalah perempuan yang saat itu dulu memiliki hati ini. Dia sangat cantik pagi itu dengan penampilan simple, elegan dengan postur tubuh tinggi dan manis. Kami memang tak pernah bertemu sebelumnya dan saya sengaja pulang secara diam-diam tanpa memberitahu siapapun kecuali bapak.

Maghrib telah tiba, Waktunya berbuka puasa. Ini buka puasa pertama bersama orang tua sekaligus makan pertama di kampung halaman. Hanya minum segelas air putih dan makan beberapa kue, saya langsung meninggalkan meja makan, berwudhu dan langsung menuju musollah. Sepulang sholat maghrib, saya langsung menuju ke rumah saudara di kampis, menyantap hidangan papeda, es kelapa, dan nasi.

Papeda memang nikmat apalagi menyantapnya rame-rame bersama saudara-saudara. Di makassar, saya juga sering menyantap papeda bersama teman-teman, paling tidak sebulan sekali. Memang sagu, ikan dan sayur di makassar beda dengan di sanana tapi papeda tetap enak karena sagu adalah makanan pokok kami. Makan rame-rame sambil bercanda bersama sambal yang hot membuat bibir berubah merah seperti udang bakar. Rokok selalu ada sehabis menyantap papeda, berbagi cerita serta pendapat tentang rasa papeda tadi. Terima kasih buat kak mala yang selalu siap menyajikan papeda, briant, jau, irko, adenk serta semua saudara-saudara di paropo. Kalian memang yang terbaik.

Kini, kembali menjalani hidup normal di makassar. Selalu saja rame, seru bersama kawan-kawan yang sudah seperti saudara. Banyak kenangan yang telah kami ciptakan, telah banyak rintangan yang kami lewati semuanya bersama-sama. Selalu lewati malam bersama-sama. Malam ini bersama andex, aya dan tomas.

VIVA SULA BROTHER’S
VIVA THE MANATOTA

12 JANUARI 2011

- Fai Gailea

Tak Ada Judul!

Posted: by Sula Brother's in Label:
0

Disini sunyi ketika hujan kembali turun membasahi bumi Makassar. Aku memang telah terbiasa hidup sendiri, berkawan dengan kesepian tapi tidak untuk malam ini. Hujan yang sangat deras sempat membuat jantung berdetak kencang saat ingatan kembali pada peristiwa beberapa minggu yang lalu. Air tiba-tiba meluap dari lubang pembuangan kamar mandi dan akhirnya kamar digenangi air yang bau. Untungnya komputer, 2 unit laptop milik teman yang belum di install dan perangkat elektronik lainnya berhasil diselamatkan. Awalnya kasur yang selama ini menemani tubuh kurus ini berhasil diselamatkan tapi seorang teman yang berinisial “A” datang dan tanpa sengaja menyentuh kasur di atas lemari. Hasilnya, kasur pun basah. :(

Besoknya, saya dan seorang teman yang baik hati “U” membersihkan kamar dari bekas genangan air yang bau. Dengan bermodalkan 2 buah sapu dan rinso, kami membersihkan kamar dengan luas +- 5x4 meter. Hanya butuh waktu sejam, kamar ini telah harus kembali berkat molto. Terima kasih juga kepada “Jau” yang saat kejadian datang membantu memindahkan barang-barang walaupun harus rela basah kuyup malam hari. Ok, saya rasa sudah cukup untuk mengingat peristiwa itu.

Malam ini memang sunyi. Hujan seketika yang sangat deras membuat konsentrasi kami (saya dan jau) beralih dari menonton film ke kamar mandi. Ternyata air kembali meluap. Saya sangat beruntung malam ini karena berkat pengalaman dari beberapa minggu yang lalu, saya dengan cepat melompat membuka saluran air yang tertutup. Ohh ternyata saluran air pun telah penuh bahkan saat dibuka, air seketika mencuat keluar seperti bir pada perayaan kemenangan balapan. Saya langsung mematikan komputer, melepas semua kabel dan langsung melindungi computer di tempat yang lebih tinggi. Ahh syukurlah kali air tak meluap sampai ke kamar. :)

Kini hujan telah berhenti, kesunyian makin menemukan ritmenya untuk terus mengusik. Jau telah pulang dan kini hanya saya dan tomas sendiri di ruangan ini. Tomas sementara menyelesaikan projectnya dan saya sibuk sendiri mengutak-atik laptop mencoba mengalahkan kesunyian yang hampir menang telak. Mungkin dengan mencurahkan pada sebuah lembar kertas virtual bernama “Microsoft Office Word” bisa sedikit menghilangkan rasa sunyi. Kesunyian ini tak bernama tapi kesunyian ini membangkitkan gairah kerinduan.

Yaa kerinduan! Kerinduan akan kampung halaman,orangtua, saudara, teman, kekasih, makanan, hangatnya sinar matahari, dinginnya malam, suara ibu-ibu, bunyi ombak, laut, tanjung, gunung, aroma cengkeh, papeda, sagu, perkelahian, hingga gunung-gunung dan suara-suara pepohonan yang mulai menjerit kesakitan.

Masih teringat jelas saat bulan puasa, setelah selesai sholat maghrib, semua keluarga berkumpul untuk menyantap hidangan papeda, kuah ikan, ubi rebus, sayur, segala jenis ikan mulai dari bakar goreng hingga yang direbus . tak lupa juga sambal khas orang sula, sambal pedas tapi enak yang membangkitkan gairah makan.

Saya anak pertama dari 4 bersaudara. Walaupun tak dapat berkumpul dengan mama dan adik perempuan akibat perceraian beberapa tahun lalu, saya sudah merasa senang bisa berkumpul dengan saudara-saudara semua. Perceraian itu membuat orang tua saya terpaksa hidup beda kota. Si perempuan memilih ikut bersama mama sementara 2 bocah memilih ikut bapak. Saya tak memilih siapapun! Bagi saya mereka tetap orang tua saya entah apa yang terjadi. Tak ada yang bisa mengantikan mereka, tak ada hal yang sama didunia ini kawan. Semuanya berbeda, walaupun hanya sedikit tapi itu beda. Rasa sayang mereka sampai sekarang tak berbeda sedikitpun setelah perceraian itu, mereka masih tetap orang tua saya.

Biasanya, saat dinginnya malam mencekam, saya dan beberapa kawan masih setia duduk di jalan, berbagi cerita, pengalaman, mulai dari yang lucu sampai yang seram dan menegangkan. Cara bicara kami memang kasar tapi kami tak bisa dinilai dari hal itu saja. Persaudaraan kami sangat erat. Kulit kami memang hitam tapi hati kami tak seperti itu. Persaudaraan kami sangat erat, hangat bagai mentari pagi, tajam bagai belati dan harum seperti melati. Beberapa dari kami memang suka mabuk tapi kami tak pernah lupa untuk membantu satu sama lain. Kata beberapa orang, kami orang pelosok tapi kami bukan pengecut seperti kalian. Air kami memang tenang tapi jang coba kase kabur nanti se putus deng parang!

Kini di Makassar, kami hidup bersama! Walaupun kami tinggal tak sekampung, tak ada hubungan kekeluargaan apapun, tak saling mengenal sampai tiba di Makassar tapi kami tetap saudara. Hanya bermodalkan semangat persaudaraan kami tetap hidup bersama. Satu susah yang lain ada, masalah seseorang berarti masalah semua. Makan sepiring, minum segelas, merokok sebatang tapi kami tetap bahagia karena kami semua satu darah. Ada beberapa kalangan yang menganggap kami terlalu kasar tapi itulah kami! Kami bukan anak manja, dan kami pun hidup di daerah yang bisa dibilang kasar. Dari sinilah ide membuat grup “THE MANATOTA” muncul.

11 January 2011
*Diposting dengan lagu 8 Ball – Tentanng Rumah Kami*