Makang Papeda

Posted: Rabu, 26 Januari 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Malam ini beta makang papeda
Malam yang indah bersama sudara-sudara
Makang papeda, ikan kua deng ikan goreng
Makang papeda sampe suar keluar, sampe bibir merah

Malam ini beta makang papeda
Makang papeda buatan ani deng fau
Ikan jauhari yang biking, yang lain kase semangat
Makang papeda sampe papeda siram ulang lai ..

Malam ini beta makan papeda
Makang papeda walaupun di tanah orang
Pepeda pung rasa tetap sama biar di tanah orang
Apalagi kua ikan kuning deng ikan goreng akang paling sadap

Malam ini beta makan papeda
Yang seng makan jang marah eee
Papeda sampe siram ulang, dabu-dabu juga menyusul
Abis makan isap rokok sama-sama, tambah lengkap deng lagu man tayoya

Malam ini beta makan papeda
Rasa pedis sampe sekarang masih melekat di bibir
Tangan juga pedis seng mau ilang, pedis tapi enak!
Makang papeda deng jau, aya, boce, abg bekam, andex deng sudara samua ..

- Fai Gailea

Kam Pia Awa In Munara

Posted: Selasa, 25 Januari 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Subur-subur laka-laka kam bo awa
dan inilah hidup kami sesungguhnya dalam pengertian yang lebih sosialistik
kehidupan komunal bukanlah kehinaan
semenjak dahulu bapak kamu,saya dan kita semua yang ada disini
menjalinnya kehidupan dalam kebersamaan
saling berbagi antar kampung dalam kebun
antar kebun dalam kampung
antar kampung dari kampung
antar kebun dari kebun

ka wa teamaha kasbi do fia
karena alam telah memelihara dan menjaga tanahnya
kini petani memuja keindahannya dengan rabana yang bertalu
melangkah dengan irama yang pasti merebut impian kehidupan sejati
menikmati hasil berarti tuk berbagi antara satu sama lain
ayo berkebun jangan tinggalkan kampung,karena kota tak memberikan apa-apa
selain kemiskinan penderitaan,kemelaratan dan kesengsaraan
di kotalah cerminan kehidupan Modernitas yang mengalienasi diri manusia
membuat manusia semakin jauh dari kemanusiaannya
karena kota adalah hasil manupulasi sejarah peradaban
hidup berdampingan tapi tak saling mengenal

matalin lopa uta do mahisa
melupakan adalah kebiasaan buruk manusia
setelah beranak pinak dan direduksi oleh televisi
menyuguhkan kisah yang nista dengan darah para pekerja
melupakan hakikat hidup rela kehilangan sejarah
hasil rekayasa media membentuk pribadi tanpa raga
menjadi konsumtif dengan laga sok terkaya
akan membuat mu menjadi gembala

kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha
kam pia awa in munara ha

kam kabihu si bia awa
kala nan wai ewa es kol do fati e
bau gamiha es kol do fati e

Tak seperti Mirip Muh. Ali anwar (Boy) scrup diagnosis dan Time Band yang lagak puitis sufistik mistik Jalaluddin Rumi musikal rendahan target popularitas reduksi makna realitas perbudakan oposisi biner cemoh derrida tuk Lévi-Strauss injeksi kesadaran pemberontak ocehan mulut lebih diprioritaskan dari pada tulisan
Tulisan adalah “kematian” yang menghadang pikiran.

-Rop Incontrolado Amona-

Pulang

Posted: by Sula Brother's in Label:
0

Pasir putih membentang
Deras ombak menantang
Hutan dan gunung pun takan pernah merasa garang
Nyiur memanggil ku untuk pulang
Di tanah asalku "sula" yang tentram

Banyak hari yang ku dapat
Banyak riang yang tercipta
Banyak juga tani & nelayan yang ku cinta

Tak banyak dusta
Dan banyak suka
Dan tak banyak orang harus kita murka

Hanya dengan suara
Dan juga dengan lencana
Mereka dapat mengusir para penjajah

Itulah para kapita
Para pejuang dengan segala cita
Tak ada apa-apa untuk di minta
Karna mereka tak punya derita

Ayo pulang
Ayo pulang
Ayo pulang

Karena hanya untuk menang
Di katong pung tanah yang tentram
Jika ada melarang
Putus deng angka parang

- Ian't Noodle

Sunyi ..

Posted: Sabtu, 22 Januari 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Sunyi ..
Aku tak bisa tidur!
Anjing mengonggong, irko ngorok
Nyamuk tak mau kalah ribut meneriakan haknya saat malam tiba
Hanya ada suara dengkur dan semuanya sunyi kembali sunyi

Sunyi ..
Jau dan aya asik bercumbu bersama mimpi
Aku sendiri berjuang melawan musuh, insomnia!
Bersama semua lisan tertahan yang semakin bodoh
Aku tak bisa tidur!

Sunyi ..
Hanya suara dengkur dan semuanya kembali sunyi
Nyamukpun sudah mulai ngantuk, kenyang darah!
Aku sendiri berjalan menelusuri malam tanpa batas
Menelusuri gelapnya kehidupan malam di Makassar

Sunyi ..
Tikus-tikus terlihat gembira menikmati malam
Ketika para manusia tertidur lelap,hilang kesadaran!
Melupakan semua peristiwa yang terjadi sebelumnya
Aku tak bisa tidur!

Sunyi ..
Aku sendiri masih berjuang mengahadapi serangan insomnia
Kelopak mata terlihat menghitam tapi rasa kantuk tak kunjung tiba
Disini masih berjuang melawan kerasnya hidup, keputusan yang berat
Masih belum bisa melupakan semua peristiwa sebelumnya

Sunyi ..
Anjing mengonggong, malam mencekam, hanya ada kesunyian
Otak tak punya waktu istirahat, Pikiran terus berputar!
Kembali ke kenangan sebelum hari ini, kemarin dan sebelumnya
Belajar dari semua kesalahan dan menjadi lebih baik dari hari ini.

Sunyi ..
Pagi belum juga datang, mentari belum menunjukan hidungnya
Bulan masih memberi senyum ke bumi, senyuman manis!
Aku tersenyum malu membalas senyuman bulan yang manis
Saat bintang-bintang masih setia menemani sang rembulan
Aku disini sendiri menanti pagi, mungkin juga kematian!
Aku tak bisa tidur!

- Fai Gailea

Tentang cinta, Persaudaraan dan Hidup.

Posted: by Sula Brother's in Label:
0

Semuanya berlalu begitu cepat. Tahun telah berganti dari 2010 ke 2011. sudah 4 bulan kaki ini meniggalkan tanah sula tercinta, meninggalkan semua kenangan bersama saudara, teman, kekasih, dan semuanya. Hangatnya persaudaraan masih terasa saat-saat hujan mengamuk, kesunyian menusuk dan dingin menyelimuti. Hangatnya persaudaraan menjadi senjata ampuh kala semuanya sedang memburuk, menjadi selimut di malam hari, memberi semangat saat lemah dan melindungi kala bahaya menghampiri.

Masih teringat saat kaki kembali menyentuh bumi salahakang. Aroma dan hangatnya laut langsung mengucapkan salam. Banyak yang telah berubah. Jalan yang semakin lebar dan bersih, banyak bangunan baru. Suasana terlihat cukup harmonis walaupun saat itu sedang berlangsungnya pemilihan umum kepala daerah.

Akhirnya rindu bisa terbayarkan lagi, kembali bertemu dengan orang tua, saudara, dan teman-teman semua. Walaupun rindu telah terbayarkan tapi masih ada yang kurang. Ada sesuatu yang menganjal dihati saat mengucapkan salam di rumah yang dulunya selalu ada senyuman dari kakek, tawa dari beliau dan pelukan serta nasihat-nasihat yang tak henti-hentinya selalu beliau ingatkan.

Kini beliau tak lagi ada setelah perjuangan panjang melawan rasa sakit. Umur beliau sudah sangat tua tapi beliau tak pernah lupa melaksanakan perintah allah. Beliau tak pernah lupa berdoa, bersyukur atas apapun walaupun sakit yang dirasa bukanlah sakit biasa.

Pagi itu sanana terlihat normal. aktifitas para pelajar, ibu-ibu, dan kendaraan banyak yang berlalu-lalang. Setelah selesai dari rumah kakek, saya langsung menuju ke my home sweet home. rumah sunyi pagi ini, hanya ada bapak dan kak izal yang asik berbagi cerita di pagi hari. Saya langsung mencium tangan bapak dan kakak sepupuku, kak izal setelah itu masuk kamar melepaskan tas yang masih membebani pundak, berbaring sekitar 1 menit di kasur mencoba menenangkan kepala yang masih pusing akibat mabuk laut.

Kepala sudah lumayan segar setelah berbaring sekitar 1 menit. Kini saatnya keluar kamar berbagi cerita dengan mereka. Baru beberapa langkah keluar dari kamar, saya langsung kaget dengan seorang wanita yang muncul dari pintu depan. Kami saling berpandangan tapi tak lama, dia langsung kaget dan berlari keluar rumah. Ternyata dia adalah perempuan yang saat itu dulu memiliki hati ini. Dia sangat cantik pagi itu dengan penampilan simple, elegan dengan postur tubuh tinggi dan manis. Kami memang tak pernah bertemu sebelumnya dan saya sengaja pulang secara diam-diam tanpa memberitahu siapapun kecuali bapak.

Maghrib telah tiba, Waktunya berbuka puasa. Ini buka puasa pertama bersama orang tua sekaligus makan pertama di kampung halaman. Hanya minum segelas air putih dan makan beberapa kue, saya langsung meninggalkan meja makan, berwudhu dan langsung menuju musollah. Sepulang sholat maghrib, saya langsung menuju ke rumah saudara di kampis, menyantap hidangan papeda, es kelapa, dan nasi.

Papeda memang nikmat apalagi menyantapnya rame-rame bersama saudara-saudara. Di makassar, saya juga sering menyantap papeda bersama teman-teman, paling tidak sebulan sekali. Memang sagu, ikan dan sayur di makassar beda dengan di sanana tapi papeda tetap enak karena sagu adalah makanan pokok kami. Makan rame-rame sambil bercanda bersama sambal yang hot membuat bibir berubah merah seperti udang bakar. Rokok selalu ada sehabis menyantap papeda, berbagi cerita serta pendapat tentang rasa papeda tadi. Terima kasih buat kak mala yang selalu siap menyajikan papeda, briant, jau, irko, adenk serta semua saudara-saudara di paropo. Kalian memang yang terbaik.

Kini, kembali menjalani hidup normal di makassar. Selalu saja rame, seru bersama kawan-kawan yang sudah seperti saudara. Banyak kenangan yang telah kami ciptakan, telah banyak rintangan yang kami lewati semuanya bersama-sama. Selalu lewati malam bersama-sama. Malam ini bersama andex, aya dan tomas.

VIVA SULA BROTHER’S
VIVA THE MANATOTA

12 JANUARI 2011

- Fai Gailea

Tak Ada Judul!

Posted: by Sula Brother's in Label:
0

Disini sunyi ketika hujan kembali turun membasahi bumi Makassar. Aku memang telah terbiasa hidup sendiri, berkawan dengan kesepian tapi tidak untuk malam ini. Hujan yang sangat deras sempat membuat jantung berdetak kencang saat ingatan kembali pada peristiwa beberapa minggu yang lalu. Air tiba-tiba meluap dari lubang pembuangan kamar mandi dan akhirnya kamar digenangi air yang bau. Untungnya komputer, 2 unit laptop milik teman yang belum di install dan perangkat elektronik lainnya berhasil diselamatkan. Awalnya kasur yang selama ini menemani tubuh kurus ini berhasil diselamatkan tapi seorang teman yang berinisial “A” datang dan tanpa sengaja menyentuh kasur di atas lemari. Hasilnya, kasur pun basah. :(

Besoknya, saya dan seorang teman yang baik hati “U” membersihkan kamar dari bekas genangan air yang bau. Dengan bermodalkan 2 buah sapu dan rinso, kami membersihkan kamar dengan luas +- 5x4 meter. Hanya butuh waktu sejam, kamar ini telah harus kembali berkat molto. Terima kasih juga kepada “Jau” yang saat kejadian datang membantu memindahkan barang-barang walaupun harus rela basah kuyup malam hari. Ok, saya rasa sudah cukup untuk mengingat peristiwa itu.

Malam ini memang sunyi. Hujan seketika yang sangat deras membuat konsentrasi kami (saya dan jau) beralih dari menonton film ke kamar mandi. Ternyata air kembali meluap. Saya sangat beruntung malam ini karena berkat pengalaman dari beberapa minggu yang lalu, saya dengan cepat melompat membuka saluran air yang tertutup. Ohh ternyata saluran air pun telah penuh bahkan saat dibuka, air seketika mencuat keluar seperti bir pada perayaan kemenangan balapan. Saya langsung mematikan komputer, melepas semua kabel dan langsung melindungi computer di tempat yang lebih tinggi. Ahh syukurlah kali air tak meluap sampai ke kamar. :)

Kini hujan telah berhenti, kesunyian makin menemukan ritmenya untuk terus mengusik. Jau telah pulang dan kini hanya saya dan tomas sendiri di ruangan ini. Tomas sementara menyelesaikan projectnya dan saya sibuk sendiri mengutak-atik laptop mencoba mengalahkan kesunyian yang hampir menang telak. Mungkin dengan mencurahkan pada sebuah lembar kertas virtual bernama “Microsoft Office Word” bisa sedikit menghilangkan rasa sunyi. Kesunyian ini tak bernama tapi kesunyian ini membangkitkan gairah kerinduan.

Yaa kerinduan! Kerinduan akan kampung halaman,orangtua, saudara, teman, kekasih, makanan, hangatnya sinar matahari, dinginnya malam, suara ibu-ibu, bunyi ombak, laut, tanjung, gunung, aroma cengkeh, papeda, sagu, perkelahian, hingga gunung-gunung dan suara-suara pepohonan yang mulai menjerit kesakitan.

Masih teringat jelas saat bulan puasa, setelah selesai sholat maghrib, semua keluarga berkumpul untuk menyantap hidangan papeda, kuah ikan, ubi rebus, sayur, segala jenis ikan mulai dari bakar goreng hingga yang direbus . tak lupa juga sambal khas orang sula, sambal pedas tapi enak yang membangkitkan gairah makan.

Saya anak pertama dari 4 bersaudara. Walaupun tak dapat berkumpul dengan mama dan adik perempuan akibat perceraian beberapa tahun lalu, saya sudah merasa senang bisa berkumpul dengan saudara-saudara semua. Perceraian itu membuat orang tua saya terpaksa hidup beda kota. Si perempuan memilih ikut bersama mama sementara 2 bocah memilih ikut bapak. Saya tak memilih siapapun! Bagi saya mereka tetap orang tua saya entah apa yang terjadi. Tak ada yang bisa mengantikan mereka, tak ada hal yang sama didunia ini kawan. Semuanya berbeda, walaupun hanya sedikit tapi itu beda. Rasa sayang mereka sampai sekarang tak berbeda sedikitpun setelah perceraian itu, mereka masih tetap orang tua saya.

Biasanya, saat dinginnya malam mencekam, saya dan beberapa kawan masih setia duduk di jalan, berbagi cerita, pengalaman, mulai dari yang lucu sampai yang seram dan menegangkan. Cara bicara kami memang kasar tapi kami tak bisa dinilai dari hal itu saja. Persaudaraan kami sangat erat. Kulit kami memang hitam tapi hati kami tak seperti itu. Persaudaraan kami sangat erat, hangat bagai mentari pagi, tajam bagai belati dan harum seperti melati. Beberapa dari kami memang suka mabuk tapi kami tak pernah lupa untuk membantu satu sama lain. Kata beberapa orang, kami orang pelosok tapi kami bukan pengecut seperti kalian. Air kami memang tenang tapi jang coba kase kabur nanti se putus deng parang!

Kini di Makassar, kami hidup bersama! Walaupun kami tinggal tak sekampung, tak ada hubungan kekeluargaan apapun, tak saling mengenal sampai tiba di Makassar tapi kami tetap saudara. Hanya bermodalkan semangat persaudaraan kami tetap hidup bersama. Satu susah yang lain ada, masalah seseorang berarti masalah semua. Makan sepiring, minum segelas, merokok sebatang tapi kami tetap bahagia karena kami semua satu darah. Ada beberapa kalangan yang menganggap kami terlalu kasar tapi itulah kami! Kami bukan anak manja, dan kami pun hidup di daerah yang bisa dibilang kasar. Dari sinilah ide membuat grup “THE MANATOTA” muncul.

11 January 2011
*Diposting dengan lagu 8 Ball – Tentanng Rumah Kami*