Tak Ada Judul!

Posted: Sabtu, 22 Januari 2011 by Sula Brother's in Label:
0

Disini sunyi ketika hujan kembali turun membasahi bumi Makassar. Aku memang telah terbiasa hidup sendiri, berkawan dengan kesepian tapi tidak untuk malam ini. Hujan yang sangat deras sempat membuat jantung berdetak kencang saat ingatan kembali pada peristiwa beberapa minggu yang lalu. Air tiba-tiba meluap dari lubang pembuangan kamar mandi dan akhirnya kamar digenangi air yang bau. Untungnya komputer, 2 unit laptop milik teman yang belum di install dan perangkat elektronik lainnya berhasil diselamatkan. Awalnya kasur yang selama ini menemani tubuh kurus ini berhasil diselamatkan tapi seorang teman yang berinisial “A” datang dan tanpa sengaja menyentuh kasur di atas lemari. Hasilnya, kasur pun basah. :(

Besoknya, saya dan seorang teman yang baik hati “U” membersihkan kamar dari bekas genangan air yang bau. Dengan bermodalkan 2 buah sapu dan rinso, kami membersihkan kamar dengan luas +- 5x4 meter. Hanya butuh waktu sejam, kamar ini telah harus kembali berkat molto. Terima kasih juga kepada “Jau” yang saat kejadian datang membantu memindahkan barang-barang walaupun harus rela basah kuyup malam hari. Ok, saya rasa sudah cukup untuk mengingat peristiwa itu.

Malam ini memang sunyi. Hujan seketika yang sangat deras membuat konsentrasi kami (saya dan jau) beralih dari menonton film ke kamar mandi. Ternyata air kembali meluap. Saya sangat beruntung malam ini karena berkat pengalaman dari beberapa minggu yang lalu, saya dengan cepat melompat membuka saluran air yang tertutup. Ohh ternyata saluran air pun telah penuh bahkan saat dibuka, air seketika mencuat keluar seperti bir pada perayaan kemenangan balapan. Saya langsung mematikan komputer, melepas semua kabel dan langsung melindungi computer di tempat yang lebih tinggi. Ahh syukurlah kali air tak meluap sampai ke kamar. :)

Kini hujan telah berhenti, kesunyian makin menemukan ritmenya untuk terus mengusik. Jau telah pulang dan kini hanya saya dan tomas sendiri di ruangan ini. Tomas sementara menyelesaikan projectnya dan saya sibuk sendiri mengutak-atik laptop mencoba mengalahkan kesunyian yang hampir menang telak. Mungkin dengan mencurahkan pada sebuah lembar kertas virtual bernama “Microsoft Office Word” bisa sedikit menghilangkan rasa sunyi. Kesunyian ini tak bernama tapi kesunyian ini membangkitkan gairah kerinduan.

Yaa kerinduan! Kerinduan akan kampung halaman,orangtua, saudara, teman, kekasih, makanan, hangatnya sinar matahari, dinginnya malam, suara ibu-ibu, bunyi ombak, laut, tanjung, gunung, aroma cengkeh, papeda, sagu, perkelahian, hingga gunung-gunung dan suara-suara pepohonan yang mulai menjerit kesakitan.

Masih teringat jelas saat bulan puasa, setelah selesai sholat maghrib, semua keluarga berkumpul untuk menyantap hidangan papeda, kuah ikan, ubi rebus, sayur, segala jenis ikan mulai dari bakar goreng hingga yang direbus . tak lupa juga sambal khas orang sula, sambal pedas tapi enak yang membangkitkan gairah makan.

Saya anak pertama dari 4 bersaudara. Walaupun tak dapat berkumpul dengan mama dan adik perempuan akibat perceraian beberapa tahun lalu, saya sudah merasa senang bisa berkumpul dengan saudara-saudara semua. Perceraian itu membuat orang tua saya terpaksa hidup beda kota. Si perempuan memilih ikut bersama mama sementara 2 bocah memilih ikut bapak. Saya tak memilih siapapun! Bagi saya mereka tetap orang tua saya entah apa yang terjadi. Tak ada yang bisa mengantikan mereka, tak ada hal yang sama didunia ini kawan. Semuanya berbeda, walaupun hanya sedikit tapi itu beda. Rasa sayang mereka sampai sekarang tak berbeda sedikitpun setelah perceraian itu, mereka masih tetap orang tua saya.

Biasanya, saat dinginnya malam mencekam, saya dan beberapa kawan masih setia duduk di jalan, berbagi cerita, pengalaman, mulai dari yang lucu sampai yang seram dan menegangkan. Cara bicara kami memang kasar tapi kami tak bisa dinilai dari hal itu saja. Persaudaraan kami sangat erat. Kulit kami memang hitam tapi hati kami tak seperti itu. Persaudaraan kami sangat erat, hangat bagai mentari pagi, tajam bagai belati dan harum seperti melati. Beberapa dari kami memang suka mabuk tapi kami tak pernah lupa untuk membantu satu sama lain. Kata beberapa orang, kami orang pelosok tapi kami bukan pengecut seperti kalian. Air kami memang tenang tapi jang coba kase kabur nanti se putus deng parang!

Kini di Makassar, kami hidup bersama! Walaupun kami tinggal tak sekampung, tak ada hubungan kekeluargaan apapun, tak saling mengenal sampai tiba di Makassar tapi kami tetap saudara. Hanya bermodalkan semangat persaudaraan kami tetap hidup bersama. Satu susah yang lain ada, masalah seseorang berarti masalah semua. Makan sepiring, minum segelas, merokok sebatang tapi kami tetap bahagia karena kami semua satu darah. Ada beberapa kalangan yang menganggap kami terlalu kasar tapi itulah kami! Kami bukan anak manja, dan kami pun hidup di daerah yang bisa dibilang kasar. Dari sinilah ide membuat grup “THE MANATOTA” muncul.

11 January 2011
*Diposting dengan lagu 8 Ball – Tentanng Rumah Kami*

0 komentar: